Postingan

BARCODE

Beberapa hari yang lalu, ada postingan di Instagran yang mengatakan bahwa kesuksesan anak jaman 90 an, bukan karena kerasnya parenting orang tua. Lhah, kok bisa! Dalam postingan tersebut dikatakan karena anak tahun 90an terbiasa menunda kesenangan mereka karena 'keadaan". Satu hal yang harus kita tahu. Keadaan bukan kita yang mengkondisikan. Keadaan adalah suatu keniscayaan yang selalu berubah sesuai sunnatulloh. Jadi. . . kitalah yang harus belajar menyesuaikan keadaan dan mengatur strategi menghadapinya.  1. Dulu, saat kita dihukum guru dan mengadu ke ortu, apa yg terjadi? maka bertambahlah hukuman itu. Ortu berprinsip "kalau kita ndak salah, ndak mungkin guru marah dan menghukum"! lha sekarang? . . .  2. Dulu, ortu menerapkan jam malam. Jam 9 sudah harus berada di rumah, khususnya cewek nih! Lha sekarang? . . .  3. Dulu, pulang sekolah kita main, pasti dicari saat sore belum pulang, dibawakan cambuk malah. Lha sekarang?. . .  4. Dulu, setelah Magrib, keluarga bias

Catatan Seorang Santri

Gambar
 Pertanyaan tentang cita-cita seorang anak, acapkali ditanyakan oleh para orangtua. Entah itu sekedar basa basi atau salah satu strategi orang tua dalam menyiapkan segala kebutuhan anaknya tercinta dimasa depan. Tak beda dengan diriku. Beberapa kali aku membayangkan masa depan yang sebenarnya tak perlu di risaukan, karena masa depan bukanlah wewenang kita, dan kita tidak bisa memastikan masa depan anak-anak kita. Semua sudah ada yang ngatur.  Mengirimkan anak-anak ke pondok pesantren, memang menjadi keinginanku sejak mereka terlahir kedunia ini. Terlebih kondisi yang sekarang ini, semakin memantapkan niatku untuk menempatkan mereka ditempat terbaik (menurutku). Bukan berarti ibuknya ndak sayang, tapi aku sadar, saat mereka disana akan leboh baik jika berada didekatku. Apakah mudah? tentu saja tidak! Setegar-tegarnya orang tua, pasti akan meneteskan air mata saat berpisah denga  anak-anaknya. Kenangan dalam kebersamaan akan terus terpampang dalam benak dan ingatan. Namun, Insya Alloh, m

Tugas Tambahan

Gambar
Kemarin, salah satu anak didik kami terkena razia oleh Polrest. Mereka tidak memakai helm dan belum punya SIM. Kronologinya, saat sholat taraweh, mereka jalan-jalan ke alun-alun kota, karena tidak dilengkapi dengan atribut lalu lintas yang seharusnya, akhirya sepeda motor ditahan. Kejadian ini sebenarnya sudah diluar wilayah kami, sebagai gurunya, mengingat mereka sudah menjadi tanggung jawab orang tua dirumah. Namun apa daya, pihak kepolisian memanggil gurunya (wali kelasnya) untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tentu saja, kami merasa heran. Bukankah anak-anak menjadi tanggungjawab orangtuanya, saat berada dirumah? kenapa mesti kami lagi sebagai gurunya yang harus menyelesaikan masalah itu?  Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, antara orangtua, guru, dan lingkungan dirumahnya (bisa jadi tetanggga, saudara bahkan perangkat desa setempat).  Seringkali ucapan "Guru sudah dibayar dengan tunjangan yang gedhe", menjadikan kami (sedikit banyak) kehilangan waktu untuk keluar

Tholabul 'Ilmi

Gambar
 Bismillahirrohmanirrohiim, Bismillahi tawakkaltu 'alalloh, Wa laa haula wa laa quwwata illa billah. . . kalimat toyyibah itu yang kami ucapkan untuk mengiringi keberangkatanmu kemarin.  Kami sadar sesadarnya, bahwa niat baik itu akan sia-sia bila tidak disandarkan kepadaNya. Kami hanya bisa berencana dan memohon perlindunga serta bimbinganNya, karena semua berada dibawah kendaliNya.  Nak, tak terasa hari ini akan terjadi juga padamu, setelah beberapa tahun yang lalu, kami antarkan kakakmu. Kemarin kami antarkan engkau ketempat terbaik dalam menuntut ilmu yang Insya Alloh penuh dengan barokah.  Nak, percayalah. . tidak akan ada kesia-siaan bila yang kita lakukan kita niatkan untuk mencari ridhoNya, sungguh. . . tak akan pernah sia-sia. Setiap kebaikan yang dinisbatkan kepadaNya, niscaya akan terbalas dengan kebaikan jua. . .  Nak, tenanglah disana, nikmati prosesnya dan jangan lupa untuk selalu meminta bimbinganNya, fa Insya Alloh, pertolonganNya akan mendekat kepadamu.  Nak, kami

Waktu

Gambar
  Salah satu hal yang tidak akan pernah kembali adalah waktu. Karena itu, penyesalan selalu datang diakhir. Memanfaatkan waktu, menjadi kunci dari kesuksesan, tentu saja dengan hal-hal baik dan bermanfaat. Hari Sabtu-Minggu, tanggal 8-9 Juli 2023 , Gugus Depan 18.071-18.072 pangkalan MTsN 6 Tulungagung, mengadakan kegiatan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu). Kegiatan ini diikuti oleh peserta Pramuka Penggalang kelas 8 dan 9. Untuk mengasah ketrampilan berpramuka guna menghadapi MOGD untuk adik kelasnya nanti. Kegiatan Persami ini diawali dengan pendirian tenda pada hari Jumat sore. Diawal rencana, pada saat pendataan, ada sekitar 50 anak yang akan bergabung pada kegiatan Persami, namun akhirnya ada 29 anak yang tersisa. Hujan semalam suntuk dan dilanjutkan pada pagi hari, tidak menyurutkan semangat adek-adek Penggalang untuk meneruskan rangkaian kegiatan. Upacara Pembukaan yang dilaksanakan pada pukul 8.30, dengan pembina upacara bapak Waka Kesiswaan, Komari, S.Pd .I, sekaligus mem

Sayang. . .

Gambar
 Sudah teramat sering unggahan-unggahan di facebook, Instagram, twitter dan media sosial lainnya yang memberikan tips juga strategi dalam membentuk karakter anak-anak kita agar bisa mandiri. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan memperkenalkan anak dengan berbagai aturan. Mulai dari makan sendiri, mandi sendiri, berpakaian sendiri, memakai sepatu dan kaos kaki sendiri, dan masih banyak yang lainnya.  Menyekolahkan anak, PAUD  atau TK, menjadi salah satu alternatif yang baik untuk mengenalkan aturan kepada anak. Di pendidikan usia ini (Paud&TK) menjadi "Golden Time" bagi mereka untuk mengetahui banyak hal selain kehidupan dilingkungan keluarga. Karena pendidikan terbaik dimulai sejak usia dini. Mempersiapkan mereka untuk bisa menerima orang lain sebagai teman, selain keluarganya, akan memudahkan mereka nantinya untuk bersilosialisasi. Mengenal karakter yang berbeda disekitarnya. Menciptakan pribadi yang berani, dan yang pasti keluar dari zona nyamannya dirumah, ha

Belajar Memaknai Sebuah Arti,

Gambar
Betapa Maha Hebatnya Dia yang telah merancang semua dengan begitu indah. Bulan Maulud ini menjadi bulan  kelahiran kekasihNya, baginda Nabiyulloh Muhammad saw, nabi terakhir dan pembawa risalah kebenaran yang mutlak.   Ajaran yang didasarkan pada firman Tuhan menjadi jalan kebahagiaan bagi seluruh umat muslim. Risalah yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, memutus tatanan rantai Jahiliyyah yang kelam. Dalam firmanNya, ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi, memerintah kita untuk membaca. Membaca,  bukan hanya terpaku pada kegiatan menghadap buku, namun bisa diartikan membaca semua fenomena yang ada, yang bisa kita jadikan pelajaran dalam hidup untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Dengan membaca, niscaya kita akan mengetahui banyak hal. Benar memang, membaca adalah jendela dunia, namun membaca dalam arti yang lebih luas bisa diasumsikan membaca sekaligus mengartikan setiap kejadian di sekitar kita untuk kita jadikan ibrah, baik itu kejadian yang haq maupun yang ba